Tiongkok Dan Rusia: Kemitraan Strategis

by Jhon Lennon 40 views

Guys, pernah nggak sih kalian mikirin gimana hubungan Tiongkok dan Rusia ini berkembang? Dua negara raksasa ini, yang punya sejarah kompleks dan punya kekuatan militer serta ekonomi yang nggak main-main, kini lagi menjalin kemitraan strategis yang semakin erat. Bukan sekadar teman biasa, tapi kayak udah kayak partner sejati yang saling dukung dalam berbagai lini. Nah, di artikel ini, kita bakal bongkar tuntas nih, apa aja sih yang bikin kedua negara ini makin lengket, gimana dampaknya buat dunia, dan apa aja sih yang perlu kita perhatiin dari hubungan mereka.

Sejarah Hubungan Tiongkok dan Rusia: Dari Musuh Jadi Sahabat?

Jauh sebelum kita ngomongin kemitraan strategis kayak sekarang, hubungan Tiongkok dan Rusia itu nggak selalu mulus, lho. Ingat nggak sama era Perang Dingin? Dulu, mereka ini justru kayak dua kutub yang bersaing ketat, bahkan sampai pernah pecah kongsi gara-gara ideologi komunisme yang beda tafsir. Tiongkok merasa Uni Soviet (pendahulu Rusia) terlalu mendominasi, sementara Soviet juga punya pandangan sendiri soal kepemimpinan dunia komunis. Puncaknya, sampai ada insiden perbatasan yang menegangkan di Sungai Ussuri pada tahun 1969. Peristiwa ini nunjukkin banget betapa dinginnya hubungan mereka waktu itu.

Namun, seiring berjalannya waktu dan berubahnya peta politik global, pandangan kedua negara ini mulai bergeser. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Tiongkok melihat ada peluang baru. Rusia yang sedang dalam masa transisi dan melemah secara ekonomi, jadi lebih terbuka untuk kerjasama. Tiongkok, yang ekonominya mulai bangkit, melihat Rusia sebagai sumber daya alam yang melimpah, terutama energi. Di sisi lain, Rusia juga butuh mitra dagang dan investor baru.

Nah, momen penting banget terjadi di awal tahun 2000-an. Kedua negara mulai membangun kembali kepercayaan dan kerjasama. Mereka mulai menandatangani berbagai perjanjian, mulai dari perbatasan sampai kerjasama militer dan ekonomi. Puncaknya, pada tahun 2001, mereka menandatangani Perjanjian Persahabatan Tiongkok-Rusia yang jadi landasan penting buat hubungan mereka ke depannya. Perjanjian ini menegaskan komitmen kedua negara untuk saling menghormati kedaulatan, tidak mencampuri urusan dalam negeri, dan bekerja sama dalam berbagai bidang.

Dari situ, hubungan mereka mulai berkembang pesat. Kalau dulu mereka saling curiga, sekarang mereka udah kayak partner yang saling ngerti. Mereka sering banget ketemu, entah itu presidennya, menterinya, atau pejabat-pejabat lainnya. Latihan militer bareng juga udah jadi agenda rutin. Ini bukan cuma sekadar pamer kekuatan, tapi juga bentuk kepercayaan dan kerjasama pertahanan yang makin solid.

Jadi, bisa dibilang, sejarah hubungan Tiongkok dan Rusia itu kayak rollercoaster. Pernah di titik terendah, tapi akhirnya mereka bisa menemukan jalan untuk saling menguntungkan dan membangun kemitraan strategis yang kuat. Ini bukti kalau dalam politik internasional, nggak ada musuh abadi atau teman abadi, yang ada cuma kepentingan nasional yang terus berkembang. Keren, kan?

Kenapa Tiongkok dan Rusia Semakin Erat?

Kalian pasti penasaran kan, kok bisa sih Tiongkok dan Rusia ini makin hari makin akrab aja? Ternyata, ada beberapa alasan kuat di balik kemitraan strategis mereka yang makin solid ini, guys. Bukan cuma karena mereka suka satu sama lain aja, tapi lebih ke arah saling menguntungkan dan adanya kesamaan pandangan dalam menghadapi isu-isu global yang lagi panas.

Pertama, kita ngomongin soal kepentingan ekonomi. Tiongkok itu kan pabriknya dunia, butuh banget pasokan energi yang stabil. Nah, Rusia itu punya sumber daya alam melimpah ruah, terutama minyak dan gas. Makanya, Tiongkok jadi pembeli utama energi dari Rusia. Perusahaan-perusahaan Tiongkok juga banyak banget yang investasi di sektor energi Rusia, kayak pembangunan pipa gas dan kilang minyak. Sebaliknya, Rusia juga butuh pasar buat produk-produknya dan Tiongkok itu pasar yang huge banget.

Selain energi, Tiongkok juga butuh bahan mentah lainnya, kayak bijih besi dan kayu, yang banyak dimiliki Rusia. Di sisi lain, Rusia juga butuh barang-barang manufaktur dari Tiongkok, kayak peralatan elektronik, mesin, sampai kendaraan. Jadi, secara ekonomi, mereka tuh kayak jodoh yang saling melengkapi. Bayangin aja, kalau Tiongkok bisa dapat pasokan energi lancar, ekonominya makin ngebut. Kalau Rusia bisa jual hasil alamnya dengan harga bagus, ekonominya juga bisa stabil. Kemitraan ekonomi ini jadi fondasi yang kuat banget buat hubungan mereka.

Kedua, ada faktor geopolitik dan keamanan. Di era sekarang, banyak negara merasa terancam sama dominasi Amerika Serikat dan sekutunya. Nah, Tiongkok dan Rusia punya pandangan yang mirip soal ini. Mereka sama-sama nggak suka kalau ada satu negara yang terlalu kuat dan mendikte negara lain. Makanya, mereka sering banget bersuara bareng di forum internasional, kayak PBB, buat nentang kebijakan-kebijakan AS yang mereka anggap nggak adil atau mengancam kedaulatan negara lain.

Mereka juga punya kepentingan yang sama buat menjaga stabilitas di kawasan Asia Tengah, tempat mereka berdua punya perbatasan yang panjang. Dengan kerjasama militer, kayak latihan gabungan **